Recent News
-
PERKUAT PARAS PAROS KRAMA DESA ADAT SAWAN
Singaraja (9/7) --- Desa Pakraman Sawan yang setiap 5 tahun sekali nenggelar ngaben masal, telah diakui sebagai penyelamat kesulitan umat dalam melangsungkan upacara pitra yadnya. Kini dengan berlabel Pengabenan Kinembulan Nyawa Wedana lan Atma Wedana, Desa Pakraman Sawan pun masih tetap berkomitmen untuk merekatkan kebinekaan sekaligus memperkuat paras paros dikalangan para krame. Menurut Kelian Desa Pakraman Sawan Made Kuaca didampingi Ketua panitia Cening Murdita dan Sekretaris Gede Yusa, program desa pakraman yang mampu menyatukan fikiran dan langkah krame, memang tetap terpelihara dengan baik. Bahkan setiap kali melangsungkan ngaben masal, selalu mendapat simpati warga, termasuk masyarakat asal Desa Sawan yang bertransmigrasi ke Sulawesi sengaja datang untuk ikut upacara agama tersebut.
Partisipasi umat dalam mendukung suksesnya upacara pitra yadnya tersebut tidak sekadar datang ke tempat peyadnyan, akan tetapi juga dengan tulus iklas mepunia berupa uang dan barang yang mereka anggap bisa dimanfaatkan untuk kegiatan ngaben tersebut. Semua ini tidak terlepaas dari keterbukaan panitia dalam mengemban kepercayaan terhadap umat yang dibuatkan upacara dimaksud. Bahkan tidak jaranjg warga Sawan yang tinggal di luar kabupaten, saat upacara keagamana ini berlangsung, meluangkan waktu untuk bisa hadir menyaksikan disamping mepunia diacara itu.
Kini di tahun 2013, bertepatan dengan Wrespati Umanis Ugu 11 Juli 2013, Desa Pakraman Sawan selain mengupacarai 59 sawe melalui ngaben massal, juga melaksanakan upacara nyekah terhadap 8 sawe, ngerapuh untuk 57 orang serta metatah bagi 84 orang warga setempat disamping khusus ikut meajar-ajar sebanyak 3 orang. Dalam kaitan ini, para peserta dikenakan urunan dana sesuai dengan jenis upacara, seperti ngaben yang setiap sawe dikenakan biaya sebesar Rp 2.500.000,- walau di satu sisi panitia telah mengadopsi dana dari peserta, namun perhatian lembaga keuangan yang terdapat di Desa Sawan seperti LPD, juga memperlihatkan itikad baiknya dengan mengeluarkan subsidi sebesar Rp 60.000.000,- dengan demikian secara keseluruhan terkumpul dana sejumlah Rp.238.250.000,-
Mengingat dana yang diperlukan direncanakan senilai Rp.268.250.000,- maka Kelian Desa pakraman Made Kuaca mengetuk hati umat untuk bersama sama mensukseskan upacara pitra yadnya yang persiapannya sudah rampung.
Seperti dipaparkan sekretaris panitia Gede Yusa, sejak nanceb dewasa digelar yang dibarengi dengan pecaruan eka sata, peran krame termasuk pemilik sawe sudah nampak dan mereka pula diajak membuat tempat berlangsungnya yadnya itu. Menurut jadwal terakhir yang disosialisasikan, Minggu (30/6) oleh panitia, untuk acara mejauman dilaksanakan pada tanggal 4 Juli, bersamaan dengan mungkah karya, pecaruan manca sata, ngulapin adegan serta aktivitas lainnya. Mengingat betapa pentingnya tirta wayang yang akan dimanfaatkan pada saat acara nundunin 8 Juli mendatang, maka panitia menggelar pertunjukan wayang pada malam sebelumnya tanggal 7 Juli 2013.
Terhadap acara meseh lawang yang dilaksanakan usai nundunin, kini dirangkai dengan ngerapuh, nunas toya ning, ngajum kajang dan pebersihan tepat pukul 12.00 wita. Sedangkan acara ngaskara baru dilaksanakan pada tanggal 10 Juli yakni sehari setelah pengembang dengan beberpa rangkaian seperti pedeengan pada sore hari pukul 15.00 wita kemudian meras dan nunas tirta penembak pada pukul 24.00 wita di saat puncak acara pengabenan kinembulan nyawa wedana lan atma wedana tanggal 11 Juli yang akan datang, panitia pun merangkaian acara tersebut dengan kegiatan ngeluarang mebumi suda, meras margi, masang kekecer, miuning, mapegat caru ke setra dengan pertunjukan baris bengkol. Setiba di serta desa pakraman Sawan, kegiatan yang dilakukan berupa ngentas lan ngeseng, pengiriman, ngayud abu pengabenan, mekala beji lalu melaspas lan masupati sekah, mendak nama, ngebejian dan untuk nyekah dijadwalkana berlangsung pada pukul 20.00 wita dengan rangkaian mecaaru penjekan sekah, murwa daksina, mepedudusan, ngeliwet serta narpana.
Terhadap acara metatah dan mejaya jaya akan dilakukan pada 12 Juli termasuk mrelina ngeseng sekah, ngayud abu sekah, memungkah, dan meajar ajar lanjut kesida karya. Keesokan harinya digelar acara meajar ajar di dadia dan kahyangan desa. Khusus untuk acara meajaar ajar di luar desa sawan, panitia memilih waktu sejak tanggal 14 Juli dengan menyasar Pura Ponjok Batu, Pura Purwayu Lempuyang, Tlaga Mas Lempuyang, Lempuyang Madya, Pasar Agung, Lempuyang Luhur, Pura Silayukti dan Pura Goa Lawah. Sedangkan pada tanggal 15 Juli menuju Pura Uluwatu, Batu Karu, Pulaki dan Pura Kerta Kawat. Di hari terakhir meajar-ajar tanggal 16 Juli, para pemilik sawe diajak untuk tangkil ke Pura Bukit Sinunggal, Pura Penataran Batur, Pura Jati, Pura Dalem Puri, Pura Besakih serta Pura Dasar Buana. (MALIASA)