Recent News
-
MV SEABOURNE LEGEND MERAPAT DI CELUKANBAWANG
Pesona keindahan Bali Utara nampaknya semakin dilirik dunia internasional, hal ini terbukti dengan masuknya Buleleng dalam daftar tujuan wisata Kapal Pesiar Seabourne Legend yang melakukan tur Indonesia. Kapal pesiar berbendera Inggris yang membawa 212 wisatawan dari Singapura tersebut tiba Minggu pagi (22/01) di Pelabuhan Celukanbawang dan bersandar selama 10 jam sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Lembar, Tanah Ampo, Gili Terawangan, Benoa, Kupang, Larantuka, Waingapu, Sumba, Pulau Komodo dan kembali ke Singapura.
Kedatangan kapal pesiar dengan panjang (LOA) 135 meter dan bobot (GT) 10.000 ton serta draft 6,6 meter tersebut mencatat sejarah sebagai kapal pesiar pertama yang bersandar di kawasan Bali Utara. Momen ini pun disambut antusias pemerintah dan masyarakat Buleleng. Bupati Buleleng Putu Bagiada didampingi GM PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Celukanbawang Drs. Poniman, MM. beserta pejabat Pemkab Buleleng turut menyambut kedatangan para wisatawan tersebut. Selama bersandar mereka mengikuti city tour mengunjungi beberapa obyek wisata Buleleng, seperti Wihara Banjar, Ex Pelabuhan Buleleng, Gedong Kertya, Air Terjun Gitgit dan beberapa obyek wisata alam lainnya.
Bupati Putu Bagiada kepada RRI mengatakan, Pelabuhan Celukanbawang sebagai satu-satunya pelabuhan di Bali Utara berpotensi sebagai pelabuhan multi fungsi, yakni selain sebagai pelabuhan bongkar muat juga layak untuk berlabuhnya kapal pesiar. Dari hasil survey, Pelabuhan Celukanbawang dikategorikan sebagai pelabuhan samudra yang memiliki kedalaman dan ombak kecil, sehingga sangat layah untuk kapal bersandar di dermaga, paparnya.
Bupati Buleleng menambahan, dengan kedatangan Seabourne Legend, pihaknya berharap kedepan akan semakin banyak kapal pesiar yang bersandar di Celukanbawang. Untuk itu Pemkab Buleleng bekerjasama dengan Pelindo mengupayakan pembangunan fasilitas dermaga yang saat ini sepanjang 150 meter akan diperluas bertahap hingga 250 meter.
Ketika dikonfirmasi adanya anggapan bahwa tarif bongkar muat di Celukanbawang paling mahal dibandingkan dengan Pelabuhan Benoa dan Tanjung Wangi, GM Pelindo, Poniman mengatakan, dirinya sebagai mantan pegawai di Pelabuhan Tanjung Wangi memastikan bahwa tarif di Celukanbawang masih lebih murah dibanding Tanjung Wangi. Hanya saja, beberapa kapal memang enggan berlabuh di Celukanbawang, pasalnya ketika kembali kapal selalu dalam keadaan kosong tanpa muatan, sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang bersangkutan. (rep06)